HISTORIOGRAFI
DAN PEMIKIRAN
ABAD
PENCERAHAN (AUFKLARUNG)
1. Sekilas Tentang Gerakan Pencerahan
di Eropa Abad XVIII
Abad Pencerahan merupakan masa transisi akhir abad
pertengahan menuju awal zaman modern, selama abad ke XVIII di Eropa terjadi
peristiwa penting, yakni tercipntanya suatu kosmologi baru. Kosmologi pada
zaman pencerahan diartikan sebagai suatu paham dari orang-orang intelektual
Eropa yang mempercayai bahwa penggunaan akal pikir akan membimbing menusia
untuk menemukan hukum-hukum alam (Human Culture) yang semuanya bisa memberi
pencerahan. Zaman pencerahan atau abad pemikiran sering disebut dengan istilah
Aufklarung. Adapun ciri-ciri abad pencerahan adalah sebagai berikut.
Ø Penduniawian Terhadap Ajaran
Para
filsuf dan ahli agama abad Pertengahan menafsirkan alam semesta dan manusia
berdasar norma-norma kitab suci, sedangkan orang-orang pencerahan cenderung
kepada peniadaan wewenang keagamaan dan makin berpaling pada penduniawian ilmu
pengetahuan. Para pemikir abad pencerahan berkeyakinan bahwa pintu gerbang
menuju ke pengertian bukanlah berdasar wahyu, melainkan berdasar pada ilmu
pasti, pemikiran dan logika. Kepercayaan terhadap kebenaran gereja benar-benar
telah digoncangkan. Kesangsian terhadap ajaran agama kemudian berkembang ke
bidang filsafat dimana kebenaran menurut sudut pandang ilmu pengetahuan dapat
dijelaskan oleh pemikiran manusia. Wahyu sebagai sumber kebenaran ditinggalkan,
sedangkan tradisi dan adat dipatahkan oleh akal. Injil sebagai lambang
kekuasaan juga mengalami kritik yang menuntut pertanggungjawaban dari segala
gejala.
Ø Keyakinan Pada Pemikiran
Zaman pencerahan
merupakan abad keyakinan pada tingkat rasional dari alam dan pada hukum-hukum
ilmiah yang langgeng. Pemikiran manusia adalah suatu penentu yang berkuasa
penuh pada semua hal. Suatu penuntun yang kuat dan berfaedah, yang lebih agung
daripada semua wewenang yang bersifat tradisional. Menurut orang-orang
pencerahan, manusia telah ditentukan untuk menggunakan kemampuan intelektualnya
dalam mengupas kegaiban alam yang berganda dan juga pikirannya sendiri. Menurut
abad pencerahan, alam adalah suatu konsep yang keseluruhannya baik, alam
merupakan dunia luar dimana mereka hidup, dimana segala sesuatu yang terjadi
tidaklah semuanya alamiah. Mereka tidak percaya akan mukjizat dan kalau masih
percaya pada tuhan, mereka menganggap tuhan sebagai “Tukang Mesin, pembuat jam”
di alam semesta.
Ø Paham Serba Guna
Jiwa zaman pencerahan
bersifat serbaguna (Utilitaris) dan praktis. Manusia berusaha mencapai
kebahagiaan serta kesejahteraan sendiri dengan membentuk kembali hidup dan
masyarakatnya diatas bumi. Hal inilah yang memunculkan paham tentang martabat
manusia. Ide dasar pencerahan merupakan kepercayaan bahwa semua umat manusia
didunia ini bisa mencapai tingkatan yang sempurna. Manusia bertanggung jawab
pada dirinya sendiri bukan pada Tuhan. Akal manusia telah menggantikan wahyu
tuhan, asas pembebasan jiwa manusia bukan ditentukan oleh rahmat tetapi oleh
akal. Manusia berhak mencari dan mengumpulkan kekayaan demi kebahagiaan dunia.
Pikiran manusia yang bersifat serbaguna dan praktis dengan menempatkan kemajuan
ilmu dan teknologi dapat meraih kemakmuran, sehingga muncullah paham tentang
hak atas Kebahagiaan.
Ø Optimisme dan Percaya Diri Sendiri
Orang-orang pencerahan
sangat yakin dan optimisme, percaya penuh akan kemampuan mereka untuk menemukan
hukum-hukum alam serta untuk menyempurnakan dunia dan hidup ini sesuai dengan
pendapat mereka melalui ilmu pengetahuan yang bersifat alamiah, mereka yakin
akan dapat memperoleh penemuan-penemuan yang mengarah pada kesempurnaan
jatidiri manusia. Mereka yakin dan optimis melalui penyelidikan dan penelitian akan
dapat mengungkap rahasia-rahasia alam.
Tokoh-tokoh pencerahan yang berpengaruh dan
mempunyai minat beragam dalam membahas berbagai masalah yang menyangkut
kehidupan manusia seperti ilmu tentang pengetahuan alam, filsafat, politik,
kesusastraan serta sejarah.generasi pertama penyebar gerakan pencerahan yang
bersifat moderat diantaranya adalah John Locke, Sir Issac Newton, Voltaire dan
Montesquei.
2.
Historiografi
Pada Masa Pencerahan
Abad ke-18 dikenal
sebagai abad Rasionalisme dan Sekularisme. Rasionalisme ditandai dengan adanya
tuntutan manusia untuk berfikir menggunakan logika, kritis, skeptisis dan juga
realistis, sedangkan sekularisme muncul karena adanya ketidak percayaan
terhadap dogma agama yang selama abad pertengahan peran agama tidak memberi
kontribusi nyata bagi kehidupan manusia, sehingga muncul pemikiran sekuler yang
lebih menitikberatkan pada kehidupan duniawi. Kepercayaan akan rasio pada abad
ke-18 sangat dimajukan oleh perkembangan ilmu pengetahuan pada waktu itu,
misalnya Issac Newton telah mendasarkan fisika klasik dengan bukunya
Philosophiae naturalis principia mathematica dan juga lahirnya ensiklopedi sebagai usaha untuk
mengumpulkan segala pengetahuan secara sistematis. Pemikiran pada abad pencerahan ini mempengaruhi penulisan sejarah
pencerahan yang merupakan landasan dari penulisan sejarah modern. Perubahan
besar yang terdapat dalam tema historiografi masa pencerahan diantaranya
adalah:
Ø Perubahan
penekanan dari sejarah bentuk-bentuk pemerintahan dalam arti sempit menuju pada
struktur sosial dimana lembaga-lembaga tersebut terbentuk.
Ø Konsep
sejarah siklis mulai digantikan oleh model linear dalam perkembangan manusia.
Selain berpengaruh terhadap penulisan
historiografi, abad pencerahan juga berpengaruh pada tema central dalam filsafat,
tema yang paling menonjol dalam filsafat sejarah pencerahan ialah teori
kemajuan dan teori “empat tingkatan” dalam menjelaskan gerak sejarah. tokoh
yang berperan dalam teori tahap-tahap perkembangan manusia antara lain adalah:
Ø Adam
Fergusson dalam “An Essay on the History of Civil Society” (1767)
menyebutkan bahwa ilmu sosial semestinya bertitik tolak dari persoalan
subsistensi (mata pencaharian) sebagai faktor oenentu dan bahwa 'mode
subsistensi' berkembang dari masyarakat pemburu menuju masyarakat pedesaan dan
pertanian, hingga akhirnya menjadi masyarakat komersial (kapitalis)
Ø Jean
Jacques Rousseau dalam “Discourse on the Origin of Inequality” (1755)
mendeskripsikan tiga tahapan evolusi manusia keluar dari keadaan alaminya : 1)
Pembentukan keluarga dan properti pribadi 2) Inovasi dalam teknologi pertanian
dan metalurgi, menyebabkan pembagian kerja secara masif, dan 3) Pembentukan
lembaga politik dan negara
Ø Marquis
de Condorcet menulis “Sketch for a Historical Picture of the Progress of the
Human Mind”. Karya yg tidak selesai hingga penulisnya wafat pada 1794,
menyebut tak kurang dari sepuluh tahapan sejarah manusia, yang diakhiri dengan
masa Revolusi Prancis sebagai 'akhir sejarah' dalam tiga hal pokok :
penghapusan ketidaksetaraan antar bangsa, kemajuan dalam hal kesetaraan manusia
dalam diri bangsa-bangsa tersebut, serta tercapainya keadaan kesempurnaan /
kebajikan bagi umat manusia
Ø Giambatista
Vico (1668-1744), ahli hukum dan filsuf-sejarawan asal Neapolitan, Italia
menulis karya terbaiknya “The New Science” dimana ia mengungkapkan teori
mengenai evolusi sosial yang paling maju pada masanya, sehingga ia juga
dianggap sebagai pelopor menuju mazhab 'historisisme' dalam penulisan sejarah.
Pemikiran Vico mempengaruhi konsep2 sentral dalam filsafat dan penulisan
sejarah modern seperti “metode hipotetik-deduktif”, “imajinasi rekonstruktif”,
atau “penalaran kontekstual”.
Sedangkan filsafat pada abad pencerahan dicirikan
sebagai berikut:
Ø Hukum
Alam sebagai prinsip dasar, adanya revolusi Sains dan filsafat Descartes
memunculkan pandangan bahwa berbagai pemikiran (etika, sosial dan politik)
harus didasarkan pada hukum alam daripada atas dasar agama/wahyu.
Ø Teori
mengenai perjanjian (kontrak) sosial ialah penjelasan ideal mengenai bagaimana
suatu institusi sosial-politik harus dibangun untuk melayani kepentingan suatu
kolektifitas manusia tertentu. Berbagai teori kontrak sosial telah dibahas
dalam karya Thomas Hobbes, John Locke dan Jacques Rousseau
Ø Gagasan
mengenai kamajuan (progress) sebagai hukum alamiah dari kehidupan manusia.
Teori ini dianut oleh sebagain besar filosof beraliran liberal akan tetapi yang
paling utama dipelopori oleh Voltaire. Ia menolak filsafat sejarah kristen
seperti digagas St. Augustinus bahwa sejarah digerakkan oleh pertentangan
antara kekuatan ilahiah dan kegelapan, melainkan oleh perjuagan antara akal
budi dan takhayul.
3.
Tokoh
atau Penulis Sejarah Abad pencerahan
Tokoh pemikir atau Sejarawan abad
pencerahan itu diantaranya adalah:
Ø Edward Gibbon (1737 – 1794)
Gibbon adalah
seorang sejarawan Inggris, yang juga pernah menjadi anggota parlemen
Inggris yang menulis mengenai keruntuhan
kekaisaran Romawi yaitu Decline and Fall of the Roman Empire (1737 –
1788). Menurut Gibbon bahwa kekaisaran Romawi yang sangat besar dan kuat itu
ternyata secara berangsur-angsur mengalami kerapuhan dari dalam.-Lebih lanjut
dijelaskan bahwa pada masa kejayaannya masyarakat Romawi sekaligus juga mulai
mengalami kemerosotan (dekadensi) dalam bidang moril. Sebagai penyebabnya
adalah karena rakyat Romawi itu sangat dimanja atau terlalu banyak diberi
kesempatan untuk berfoya-foya dan bersenang-senang, yang dikenal dengan istilah
“roti” dan “permainan”. Artinya bahwa memang sudah berkelebihan dalam memenuhi
kebutuhan akan makan (subsistensi), rakyat Romawi juga banyak dihibur dengan
pertunjukkan-pertunjukkan di Collesium, misalnya adu manusia (gladiator)
melawan binatang, manusia lawan manusia dan lain sebagainya. Dengan demikian
walaupun secara fisik peradaban bangsa Romawi itu lebih tinggi daripada
suku-suku atau bangsa-bangsa lainya di Eropa, namun demkiann dari segi moril
justru mengalami kemerosotan, atau bahkan bias dikatakan tidak beradab. Pada
masa-masa seperti itulah bangsa Romawi tidak mampu menahan serangan suku-suku
bangsa lain yang dianggap bar-bar oleh bangsa Romawi.
Mengenai teori
Gibbon tersebut, seorang sejarawan modern yaitu Max Weber menyatakan menolak
teori tersebutdan penjelasan: bahwa keruntuhan Romawi terutama disebabkan oleh
golongan minoritas Kristen yang berhasil mempengaruhi tokoh-tokoh masyarakat
Romawi.
Ø Voltaire (1694 -1778)
Voltaire
dikenal sebagai penulis yang paling representative dari zaman pencerahan.
Karya-karyanya berwawasan luas dan termasuk genre sastra, menunjukan
nilai-nilai filsafat yang hidup. Voltaire dikenal dalam sejarah sebagai
penyair, penulis drama, penulis essay, penulis cerita pendek, filosof, dan
sejarawan. Ia menginginkan mendapat status sebagai penyair. Filsuf idolanya
David Hume, ia menolak untuk bersubordinasi belajar dengan membatasi diri pada
pengkajian tentang etika yang diterima sebagai doktrin keagamaan. “Hendriade”
(1728) merupakan karyanya yang panjang. Filsafat menjadi inti puisi-puisi
filosofisnya. Karya –karya Voltaire yang ditulis setelah perjalanannya ke
Inggris, merapakan bom pertama yang akan menjatuhkan Rejim lama (Ancient
Regime). Voltaire menyadari kekuatan dan arti karyanya yang berjudul The
Philosophical Letters, sehingga ia berusaha menjaganya dari perdaran umum.
Voltaire memuji toleransi beragama serta kebebasan yang dimiliki orang-orang
Inggris sebaliknya ia mengecam hirarki gereja yang kaku dan
penindasan-penindasan terhadap kebebasan yang paling mendasar di negerinya
sendiri. Ia lebih menyukai para filsuf Inggris yang empiris, ia juga
mengabaikan prasangka kebangsaan Di tempat tinggalnya di Cirey, ia menghasilkan
karya-karyanya di bidang filsafat, eksperimen-eksperimen di bidang fisika dan
usaha mempopulerkan metafisika Newton, serta menjadi pionir dalam melakukan
kritik terhadap kitab injil. Yang terpenting bagi sejarawan, Voltaire-lah yang
memulai penulisan sejarah modern dalam historiografi Perancis. Karyanya yang
terkenal dibidang sejarah adalah The Age Of Louis XIV yang ditulis pada awal
tahun 732.
Dengan
membaca karya ini orang akan mengetahui atau memahami kebudayaan Perancis abad
ke 17, maka tidak salah karya ini merupakan karya yang paling berharga. Tujuan
penulisan karya ini adalah untuk melukiskan semangat zaman (ZeitGeist), dan ia
berhasil. Karyanya yang lain yang berjudul “ The Essay on te Custom and the spirit
of Nations”, karya ini sengaja di tulis khusus untuk istrinya Madame du
Chatelet. Di publikasikan untuk pertama kalinya pada tahun 1756. Ia mengalihkan
kembali pandangan Kristen tentang masa lalu, menjadi pandangan yang sama sekali
sekuler dari seuatu sejarah umum. Voltaire menulis sejarah tidak lagi
menjadikan kisah orang-orang pilihan dari suatu sudut di muka bumi ini. Dan
injil tidak lagi menjadi otoritas historis tertinggi, dan geografi jauh
melewati apa yang diketahui oleh kaum Kristen atau kaum Yahudi. Pengetahuan
sejarah telah mengalami kemajuan sejak masa Voltaire Dia menunjukan bahwa
sejarah profane adalah sejarah manusia dan itu adalah subjek yang pantas dalam
study sejarah. Berbagai karya Voltaire yang terbit selama 30 tahun terakhir
hidupnya, berdasarkan tujuan penulisan itu dapat digabungkan menjadi karya yang
mewakili humanitas. Ada dua karya dari periode ini yang masih cemerlang
sekarang adalah Candide (1759) yang merupakan kaya sastra social yang terbesar;
dan Philosophical Dictionary( 1764) yang berisikan kritik tajam terhadap
teologi Kristen. Ia meninggal pada tahanu 1778. Ia terkenal dengan usahanya
untuk mewakili oaring Perancis yang tertindas.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Agust. Supriyono, MA., 2003, Historiografi Eropa Barat “ Kuno, Abad Tengah & Modern”, Semarang
Sundoro,
M Hadi., 2007, Sejarah Peradaban Barat
Abad Modern “Dari Renaisans sampai Imperialisme Modern”. Jember: Jember
University Press
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus